Bolmongkab,- Angka Kematian Bayi (AKB) diKabupaten Bolaang Mongondow mengalami peningkatan selama tiga tahun terakhir. Selama tahun 2022 hingga Desember jumlah kematian bayi mencapai 28 kasus.
Jumlah tersebut lebih tinggih dibanding tahun 2021 yang mencapai 20 kasus dan 2019 sebanyak 19 kasus.
Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow angka kematgian bayi tersebar di 18 puskesmas yang ada, dengan tertinggi dari pusksemas Tungoi kecamatan Lolayan
Kepala Dinas kesehatan Bolmong Julin Papuling mengaku walaupun angka kematian bayi cukup tinggi namun setiap tahunnya terjadi penurunan.
Menurutnya ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kematian bayi yakni pihak keluarga terlambat mengambil keputusan, biasanya karena permasalahan biaya dan ketidak tahuan.
Kemudian keterlambatan merujuk akibat jarak tempuh maupun akses jalan yang tidak maksimal serta keterlambatan pelayanan dimana pihak keluarga baru membawa ke Polindes atau Puskesmas setelah sudah parah.
Selama ini usia yang mengalami kematian pada umumnya di bawa 28 hari, sebab dalam usia tersebut bayi dianggap masih masa kritis sampai usia satu tahun.
“Makanya kesehatan ibu hamil harus di jaga sampai sembilan bulan maupun sebelum persalinan,” ujar Julin.